DESA-KOTA SEB AGAI ALTERN ATIF PERMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN: PEMBELAJAR AN DARI YOGYAKARTA D AN BALI
B. Setiawan
Univer sitas Gadjah Mada
Email : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Naskah diter ima : 25 Maret 2017 Naskah dir evisi : 25 Maret 2017 Disetujui terbit : 25 Maret 2017
ABSTRAK
Ditengah pandangan, keyakinan, dan tekanan ber bagai lembaga dan kesepakatan global, ter masuk hasil Habitat 3 di E kuador, Oktober 2016 lalu, bahw a urbanisasi dan per kembangan kota di selur uh dunia merupakan sesuatu ākeniscayaanāatau tidak dapat dielakkan, diperlukan pandangan yang kr itis, alternatif, dan bahkan terobosan, kalaupun tidak āmengkoreksi,ā tetapi memberikan alternatif atas pro ses dan w ujud permukiman di masa depan yang lebih baik. Mener uskan ide awal dari McGee di tahun 1980an, paper ini berargumen bahwa proses dan w ujud urbanisasi dan perkembangan kota di negara - negara berkembang seperti Indonesia tidak akan begitu saja mengik uti model urbanisasi dan perkembangan kota di negar a-negara Barat. Indonesia menyimpan dan bahkan dapat menunjukkan model yang lain, model alternatif, model permukiman kota- desa, campuran yang kompleks, dinamis, dan seimbangantar unsur -unsur kota dan desa, yang lebih berkelanjutan. Meskipun masih perlu diteruskan dokumentasi dan kajian best practices di berbagai tempat di Indonesia, riset di Yogyakar ta dan Bali, sampai saat ini menunjukkan bahwa model per mukiman kota -desa dapat menjadi model permukiman yang tidak saja inklusif, aman, tangguh, tetapi juga ber martabat dan ber kelanjutan.
Kata kunci: per mukiman kota-desa, model, alternatif, berkelanjutan