Hari Selasa 29 Januari 2019, Pascasarjana Unand mengadakan workshop rancangan pembelajaran mata kuliah filasafat ilmu. Workshop ini menghadirkan pembicara luar dari Unika Atma Jaya, Jakarta yakni Bapak Andreas J. Ata Ujan, Ph.D, sedangkan pembicara internal dari Unand adalah dosen-dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yakni, Prof Helmi, Prof Asdi Agustar, Prof Afrizal dan Dr Endry Martius.
Workshop ini bertujuan untuk melihat sejauhmana kemungkinan mata kuliah Filsafat Ilmu diambil oleh seluruh mahasiswa di Pascasarjana Unand dan juga menemukan kemungkinan penyesuain pada rancangan perkuliahan yang diberikan. Workshop ini dihadiri lengkap oleh pimpinan Pascasarjana Unand, Dosen-dosen Pascasarjana Unand dan perwakilan mahasiswa Program Doktor dan Magister.
Prof Helmi sebagai pembicara pertama menyampaikan tantangan pembelajaran doktoral dan esensi utama menjadi mahasiswa doktoral. Melalui mata kuliah ini Prof Helmi mencoba membantu mahasiswa menemukan state of thea art dan melakukan konspetualisasi riset doktoralnya dengan baik. Sesi kedua dilanjutkan oleh Prof Afrizal yang menambahkan pembahasan Prof Hemi dari sisi sejarah perkembangan debat antara ilmu sosial dan ilmu alam.
Pada sesi selanjutnya materi disampaikan oleh Prof Asdi Agustar dan Dr Endry Martius. Pengajar Filsafat Ilmu pada Program Studi Magister PWD ini menekankan kepada pentingnya prodi untuk memperjelas jati diri keilmuannya. Beliau juga menekankan pada sifat ilmu yang tidak boleh liar dan instingtif.
Sesi terakhir ditutup oleh materi dari Bapak Andreas J. Ata Ujan, Ph.D. Beliau memaparkan bahwa salah satu cabang paling berat dari filsafat adalah filsafat ilmu. Menurut Bapak Andreas, salah satu fungsi filsafat adalah membuat orang tidak menjadi dogmatis, sehingga orang akan menjadi lebih independen. Beliau juga menekankan pada keterbukaan setiap ilmu untuk diuji, karena tidak ada objektivitas murni dalam ilmu. Ilmu selalu berkembang secara dialektis. Pada sesi ini beliau juga banyak bicara soal Etika Ilmu Pengetahuan.
Workshop ini memberikan kesimpulan bahwa kuliah Filsafat Ilmu bukan ingin menyatukan tapi memberi pondasi, sehingga setiap prodi bisa membangun kecirian dan jati dirinya dengan lebih baik dan alumni yang dihasilkan mampu berperan dengan kesadaran tanggung jawab seorang intelektual yang dapat berkontribusi dalam pembangunan peradaban yang lebih baik.