Integrated Landscape Policy (en-GB)

19 March 2017

Persoalan banjir dan longsor di pangkalan Kabupaten 50 Kota tidak terlepas dari permasalah pengelolaan sumberdaya alam selama ini. Pendekatan pengelolaan yang selama ini hanya sektoral ternyata belum mampu mengoptimalkan sumberdaya itu sendiri, hal ini terlihat dari kebijakan-kebijakan yang diciptakan oleh masing-masing sektor yang belum terdapat keterpaduan didalamnya. Berangkat dari permasalahan tersebut Program Studi Pasca Sarjana menggelar Kuliah Umum “Integrated Landscape Policy” dengan mengahadirkan narasumber Bapak Dr. Mubariq Ahmad seorang Guru Besar dari Universitas Indonesia pada Hari Juma’t tanggal 17 Maret 2017. Kegiatan dimulai pada pukul 14.10 Wib di Gedung Pasca Sarjana. Ini bukan kali pertama Bapak Mubariq begitu panggilan akrab beliau ke Universitas Andalas, sebelumnya beliau juga sudah pernah ke Unand untuk memberi kuliah umum untuk mahasiswa Magister Unand tahun lalu. Kuliah umum ini berlangsung tepat setelah selesainya diskusi publik dengan tema “Penyelamatan Masyarakat dan Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk Koto Panjang” yang juga diselenggarkan oleh Pasca Sarjana Unand. Dan diskusi publik tersebut merupakan cerminan bagaimana masing-masing sektor mengemukakan cara pandangnya terhadap permasalahan. Kuliah umum ini dihadiri oleh 20 orang lebih mahasiswa/i yang dengan latar belakang pendidikan Magister Program Studi Ilmu Lingkungan Unand dan Magister Program Studi Integrated Natural Resource Management (INRM/PTSDA) Unand. Anam (Mhs. INRM/2016) salah seorang peserta kuliah mengungkapkan bahwa materi kuliah umum yang dibawakan oleh Pak Mubariq menawarkan cara pandang baru dalam melihat pengelolaan air, bahwa ketika kita berbicara air itu bukan hanya persoalan hulu saja atau hilir saja, sebagimana yang diistilahkan oleh pak mubariq yaitu Landscape View, jadi kita melihat air itu dalam keseluruhan. Anam juga menambahkan, di program studi INRM juga memberikan pemahaman bahwa sumberdaya itu tidak hanya bernilai dilihat dari fisik saja, namun ada value yang tidak dapat dinilai dengan uang seperti jasa lingkungan dan sustainability. Beberapa poin penting dari kuliah umum ini ialah bahwa keberadaan dan ketersediaan air itu sangat penting karena tanpa ada air, tidak ada pertanian yang tentunya juga akan berkaibat tergagnggunya pangan, serta akan terjadi kelaparan. Untuk itu perlu menjaga hutan agar keberlanjutan air dan ketersediaan air itu terjamin. Mewujudkan Sustainable Forest Management diperlukan, 1) Tata Batas, 2) Tata Hak, 3) Tata SDA, 4) Tata Stakeholder. Sudah waktunya kita menciptakan solusi-solusi yang terpadu dalam pengelolaan sumberdaya alam. (Sefniwati/INRM 2015)

Read 704 times