Pengaruh Ukuran Berat Tandan, Tingkat Kematangan buah dan masa rebus tandan buah segar sawit terhadap sifat fisik dan kimia hasil rebusan di PT. Bio Nusantara Teknologi Bengkulu (en-GB)

08 September 2017

Padang (Unand) - Ujian terbuka program doktor oleh Ir.Pandu Iman Sudibyo Adib,MS (0931201016) program studi Ilmu Pertanian Pemusatan Teknologi Industri Pertanian pada tanggal 6 Seprtember 2017 di Aula Gedung Program Pascasarjana Universitas Andalas.

Adapun promotor dari promovendus adalah Prof.Dr.Ir.Santosa,MP ; Prof.Dr.Ir.Isril Berd, SU ; Prof.Dr.rer.nat.Ir.Anwar Kasim.

Produksi minyak mentah kelapa sawit indonesia pada tahun 2012 mencapai 26,5 juta ton, dan menempatkan indonesia menjadi penghasil minyak sawit terbesar didunia (Fadli,2014). Jumlah PMKS yang didirikan di indonesia, saat ini baru ada sekitar 900 pabrik. Jika standarnya setiap 6000 hektar kebun sawit membutuhkan satu pabrik, maka untuk sembilan juta hektar luas lahan sawit yang ada, seharusnya ada 1.500 pabrik, dengan demikian kedepan masih dimungkinkan didirikan pabrik minyak kelapa sawit baru (Switindo, 2012).

Selama ini pada kenyataannya proses produksi PMKS belum dapat memenuhi target rendemen maupun mutu minyak dan kernel seperti yang diharapkan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas produksi MKS/CPO yang selalu fluktuatif data bulanannya (PT BNT,2012). Kondisi ini antara lain disebabkan oleh ketidak seragaman varietas yang diolah dipabrik (campur antara Tenera, Dura, dan Pisifera), ukuran berat TBS sawit yang beragam (Siregar,2002), disamping mutu TBS sawit yang rendah (Budiyanto,2007).

Pandu Iman Sudibyo Adib menjelaskan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran tandan, tingkat kematangan buah dan masa rebusan, yang diamati dari indikator : Evaporasi TBS, Jumlah buah hilang dijanjang kosong, Kapasitas kerja pemisahan mesokrap, Persentase berat mesokarp dan jumlah kernel pecah ; Mengetahui pengaruh variasi ukuran berat badan, tingkat kematangan buah dan masa rebus terhadap sifat kimia hasil rebusan, yang diamati dari indikator : kadar ALB dan kadar DOBI ; Menemukan model prediksi respon hasil rebusan dari perlakuan variasi ukuran berat tandan, tingkat kematangan buah dan masa rebusanya, untuk mengetahui kualitas hasil rebusan yang paling baik; Menentukan masa rebus yang paling tepat, bagi kondisi variasi bahan baku TBS sawit yang dipilah berdasarkan ukuran berat tandan dan tingkat kematangan buahnya, untuk mendapatkan mutu hasil rebusan yang paling baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Pandu menjelaskan pengaruh masa rebusan terhadap respon perebusan yang ditimbulkan, secara keseluruhan sejalan dengan teori yang ada. Energi panas yang disalurkan melalui uap jenuh kepada biomaterial (TBS sawit), semakin lama dilangsungkan akan mempengaruhi perubahan struktur materi tersebut sehingga menjadi lunak. Hal ini karena adanya kecepatan reaksi molokuler pada bahan yang disebabkan oleh adanya panas yang dikenakan padanya.

Hasil penelitian juga menunjukkan dengan diketemukannya perbedaan respon hasil perebusan TBS sawit antara ukuran tandan yang kecil dengan besar, dengan tingkat kematangan buah yang berbeda, memberikan kemungkinan diciptakannya alat mesin mesin pemilah (grading) ukuran TBS sawit.

Wilayah baru yang diperlu terus dilakukan penelitian pada tahap perebusan TBS sawit di PMKS adalah kajian lebih lanjut dari aspek variasi suhuh dan tekanan perebusan (pada penelitian ini suhu dan tekanan diatur tetap), sehingga diketemukan masa rebus yang tepat dengan konidis ukuran berat TBS dan tingkat kematangan buah yang akan direbus “ujarnya pandu”.

Read 603 times