Jakarta, 09 Desember 2017 Tim AVS - SEC terpilih sebagai pemenang utama dari kategori umum Kompetesi INZI Creative Project 2017 dalam rangkaian Konferensi Indonesia Bergizi ke 3. Kompetisi INZI Creative Project merupakan sebuah kompetisi tahunan yang ditujukan untuk memilih gagasan/ide kreatif anak bangsa yang berkaitan dengan peningkatan gizi di masyarakat. Melalui tema “Inovasi Ide Wirausaha Sosial Berbasis Teknologi dalam Peningkatan Gizi di Masyarakat”. Kompetisi INZI Creative Project 2017 diselenggarakan JAPFA Foundation bersama mitra-mitra dan jejaringnya yang tergabung di dalam Konsorsium Indonesia Bergizi. Kompetisi INZI Creative Project ini bertujuan untuk menjawab kompleksitas permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia.
Tim AVS – SEC terdiri dari 2 orang anggota yaitu Ibnu Riyadhie Prayanda dan Siti Khairani Elhakim. Keduanya merupakan alumni Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Unand. Saat ini Ibnu sedang menempuh pendidikan S2 pada Prodi Pengelolaan Terpadu Sumberdaya Alam (PTSDA/INRM) Program Pascasarjana Unand. Berbeda dengan Rani yang telah berstatus alumni Pascasarjana Ilmu Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Unand. Untuk aktivitas terkini masing–masing anggota tim terlibat dalam komunitas relawan petani Agricultural Voluntary School Social Entrepreneurship Community (AVS-SEC) salingka kampus yang merupakan binaan dari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Unand dengan menjalin kemitraan dengan petani yang ada di sekitar kampus. Dengan hadirnya komunitas ini diharapkan dapat membangun hubungan yang sinergi antara semua pihak, baik dari sektor akademisi, praktisi dan masyarakat.
Tim AVS –SEC mengusung tema pengolahan ikan menjadi tepung ikan menggunakan teknologi Protein Booster, dengan judul Fish Flour (F2). Fish Flour bertujuan sebagai upaya kemandirian gizi dan pangan kampung nelayan Pasir Jambak, Sumatera Barat. Fish Flour terpilih dari 176 ide inovasi yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.
Perkampungan Pasir Jambak berpotensi sebagai destinasi pengembangan kewirausahaan sosial bagi pembangunan ekonomi masyarakat pesisir. Melihat kondisi pemanfaatan ikan yang belum maksimal dan harga jual yang murah di pasar, serta mudah mengalami kemunduran mutu atau masa simpan yang pendek. Maka diproyeksikan dengan mengolahnya menjadi tepung ikan akan menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan bagi nelayan untuk kemandirian dalam peningkatan pendapatan serta memenuhi kebutuhan gizi protein pada ikan.
Program Fish Flour (F2) diisyaratkan tidak hanya sekedar memberikan bantuan alat-alat kebutuhan kepada masyarakat yang ingin dibantu. Tetapi juga memberikan penyadaran dan pemahaman untuk dapat memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di pesisir secara optimal digunakan. Kemudian memberikan penyadaran (brainstorming) kepada semua pihak tentang potensi perikanan hingga siap dipasarkan (marketing). Akhir dari program ini dapat dilihat dari perubahan masyarakat secara nyata, dari segi perubahan mindset untuk secara mandiri meningkatnya ekonomi yang berkesinambungan (sustainable). Tidak hanya sampai disitu saja. Dalam program ini diharapkan dapat berkontribusi secara berkelanjutan bagi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara luas.
Link berita terkait: http://agribisnis.faperta.unand.ac.id/berita/item/142-avs-sec-juara-1-inzi-creative-project-2017
http://www.beritasatu.com/kesra/467703-inzi-creative-project-2017-hasilkan-2-pemenang-utama.html