admin

admin

Quis fringilla quis cursus urna sed sed velit nunc metus condimentum. Et pretium nec magna eros id commodo ligula Phasellus Curabitur wisi. Lacus elit lorem ridiculus vitae tempus eget nibh ut risus et.
02 November 2017

PELAJARAN DAR I PRAKTIK PENYUSUN AN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Werry Darta Taifur

Fakultas E konomi Univer sitas A ndalas

Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.">werr ydar tataifur @yahoo.com

Naskah diter ima :2 3 Maret 2017               Naskah dir evisi : 23 Maret 2017         Disetujui terbit : 23 Mar et 2017

PENDAHULUAN

Untuk mencapai sasaranan  RPJMN 2015- 2019, pemerintah  menerapkan per encanaan  pembangunan berdasarkan  pendekatan  holistik, tematik, integratif  dan  spasial-HTIS  (Kementer ian  PPN/  Bappenas  2016). Keempat   pendekatan ini pada dasar nya menekankan pada  pentingnya koordinasi, keselarasan, integrasi dan sinkronisasi proses perencanaan maupun evaluasi pelaksanaan pembangunan mulai dari tingkat desa sampai nasional. Keselarasan  tersebut  tidak  saja  dalam  rangka  mencapai  target  nasional,  tetapi  juga  keselarasan dengan target- target yang ditetapkan secar a internasional seper ti Sustainable Development Goals (SDGs) dan penur unan suhu rumah kaca. Dengan menggunakan  pendekatan  ini dihar apkan pr ogram  prioritas pemerintah Indonesia selama periode 2015-2019 dan target pembangunan secara nasional dan global  dapat terakomodasi dalam seluruh RPJMD (Provinsi, Kabupaten dan Kota) dan RPJM Desa.

Peluang  untuk melakukan  penyelarasan  program  pr ioritas  ini   sudah  terbuka  dengan dua  kebijakan mendasar  yang  diambil  oleh Presiden Jokowi.  Per tama,  melaksanakan  pelantikan  kepala  daerah  serentak berdasar kan hasil Pemilihan K epala D aerah (P ILKADA) serentak pada tanggal 9 Desember 2015. Untuk per tama kalinya dalam sejar ah Indonesia, sebanyak 9 pasangan gubernur dan wakil gubernur dilantik secar a ser entak di Istana  Negara  pada  tanggal  12  Februari  2016.  Kemudian  masing-masing  gubernur  juga  melantik  pasangan bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil w alikota secar a serentak di masing -masing daerah. Untuk Pr ovinsi Sumater  Bar at telah  dilantik  sebanyak  12 pasangan  bupati, wakil bupati dan 3 pasangan  walikota  dan wakil walikota pada tanggal 17 Febr uari 2016 di Padang.

Tidak dapat dipungkiri  bahwa  pelantikan  kepala daerah  serentak ini merupakan  peluang yang besar untuk melakukan  keselar asan  prior itas program  nasional  dengan pr ogram  prior itas daerah   yang  dituangkan dalam  RPJMD  provinsi,  kabupaten  dan kota    [1]  [2]. Kedua, pemerintah  juga  telah mengeluarkan  roadmap alokasi dana desa   sampai  tahun 2019.  Road map alokasi dana desa   tersebut  telah memberi jaminan yang tegas bahw a dana pembangunan untuk masing-masing desa telah tersedia dalam rangka mendukung program prioritas pembangunan nasional.

Pasal 264 (Ayat 4) Undang- undang Nomor 23 Tahun 2014 [3] menyatakan bahw a setiap kepala daerahyang  bar u dila ntik  diw ajibkan  menyiapkan dokumen  RPJMD  periode  pemerintahannya  paling  lambat  dalam waktu enam bulan setelah jadwal pelantikan. Dengan demikian pada tahun 2016 terdapat 9 RP JMD Provinsi dan 260 RPJMD Kabupaten/ Kota yang harus disiapkan sampai bulan Agust us 2016. S elanjutnya hakikat kewajiban menyiapkan RP JMD setelah 6 bulan pelantikan ini agar Gubernur , Bupati dan Walikota dapat dengan seger a merealisasikan  janji- janji  yang  disampaikan  semasa pr oses P ILKADA.  Kemudian  dokumen  RPJMD  ini dapat menggir ing kepala daerah untuk tidak ber tindak secara amatir dalammemimpin daerahnya.

Meskipun pemerintah telah membuat berbagai aturan dan telah diikuti dengan beberapa kali sosialisasi penyusunan   dokumen   RPJMD,  dalam  praktik   penyusunan   dokumen   tersebut  masih   ter dapat   beberapa kesenjangan yang dapat mengakibatkan mutu dokumen RPJMD tidak seperti yang diharapkan dan bahkan tidak dapat mewujudkan  pembangunan  inklusif.  Tulisan  ini  bertujuan  untuk  mengemukakan  dan membahas    lima kesenjangan yang ditemui  dalam  praktik penyusunan  dokumen RPJMD  Provinsi S umater a Barat 2016-2021. Kelima kesenjangan  tersebut adalah : (a) kesenjangan peraturan pedoman penyusun RP JMD, (b) kesenjangan antar dokumen per encanaan daerah, (c) kesenjangan jadwal konsultasi dengan instansi ver tikal (d) ke senjangan substansi  dan  peser ta  konsultasi  publik  (publichearing)  dan  (e) kesenjangan  pemahaman  esensi  dokumen RPJMD.

Pembahasan kelima  kesenjangan ini menjadi urgen agar tidak terjadi lagi kesalahan yang sama untuk provinsi,  kabupaten  dan  kota  yang mempunyai  pasangan  kepala  daer ah  bar u berdasar kan  hasil  P ILKADA serentak pada tanggal 15 Februari 2017. Dengan demikian tulisan ini dapat memberi masukan untuk perubahan ke arah yang lebih baik,kar ena pada tahun 2017 akan terdapat sebanyak  101   daerah yang  harus menyiapkan dokumen RPJMD (7 provinsi, 76 kabupaten dan 18 kota ) di seluruh Indonesia.

BAB II

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN POHON DALAM PEMBENTUKAN LINGKARAN TUMBUH

 

 

Zimmerman and Brown (1971) menyatakan bahwa zona pembentukan sel baru pada tumbuhan disebut meristem. Meristem apex (pada tunas dan akar) menunjukkan pertumbuhan berat dan panjang ke arah bawah tanah. Ketebalan akar dan batang pohon meningkat karena produksi kayu dan sel kulit kayu oleh jaringan meristem lateral. Terdapat hubungan genetik antara maristem apex dan lateral karena meristem lateral atau kambium adalah hasil dari meristem apex dan terdiri dari sel-sel yang mempertahankan potensi untuk berkembang biak.

Sel-sel pada kayu terbentuk oleh kambium muda yang memiliki ukuran radial yang lebih kecil, ketebalan dinding sel yang lebih tipis dan massa jenis kayu lebih rendah, lebih banyak kayu awal, maka hanya sedikit terdapat kayu akhir (Telewski and Lynch, 1991). Kambium muda dicirikan dengan aktivitas yang tinggi sehingga memproduksi lebih banyak sel baru dan lingkar tahun yang lebih lebar dibandingkan kambium yang berumur lebih tua (Vaganov et al., 2006).

Kambium secara umum dianggap sebagai satu lapisan sel yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi (polypotent) membentuk sejumlah hasil pembelahan. Pada setiap musim pertumbuhan, kambium membentuk kayu (sel induk xilem) ke bagian dalam dan kulit kayu (floem) ke bagian luar (di seluruh bagian batang pohon) seperti yang tampak pada Gambar 3. Setiap sel xilem merupakan derivat dari sel kambium fusiform dan merupakan sel gabungan dari pembelahan sel induk xilem terakhir yang ada di batas zona kambium. Setelah kehilangan kemampuan untuk membelah, sel gabungan tersebut pindah ke perluasan  zona  radial  dan  kemudian  ke  zona  penebalan  dinding  sel,  dimana formasi dinding sel sekunder terbentuk (Vaganov et al., 2006).

Hutan memiliki peran yang aktif dalam siklus karbon global dan iklim, namun sejarah pertumbuhannya kurang dikarakterisasi dibandingkan ekosistem yang ada di planet ini. Pohon merupakan kandidat utama yang dapat mengekstraksi arsip paleoclimate,   terdistribusi   luas   dan   mampu   hidup   lebih   dari   1400   tahun (Chambers et al., 1998).

Kondisi iklim disimpan dan direkam secara permanen dalam struktur biomasa, sehingga pohon dapat memantau keadaan lingkungan dalam struktur lingkaran pohon (Fritts, 1976). Hal ini dapat dikaji dalam studi dendrokronologi yang mengaitkan hubungan antara pohon dengan iklim maupun kondisi ekologi setempat. Pohon beradaptasi agar mampu bertahan hidup, tetapi dengan pola iklim dan kondisi lingkungan  yang abnormal dapat menyebabkan stres pada pohon. Proses regenerasi dan terjadinya perubahan secara mendadak ataupun bertahap akan mempengaruhi pertumbuhan anakan pohon. Kegagalan dalam memahami interaksi  perubahan  iklim  dan  fisiologi  pohon  dapat  menyebabkan  kepunahan pada beberapa spesies pohon (Pumijumnong, 2012).

Menurut Stahle et al. (1999) dan Worbes (1999), dendrokronologi dengan menggunakan lingkar tumbuh untuk menentukan umur pohon telah memberi kontribusi besar terhadap pemahaman dinamika hutan dan potensi hasil suatu daerah di berbagai negara. Kajian dendrokronologi cukup jarang dilakukan di daerah tropis karena informasi pada dinamika populasi pohon tropis kurang bernilai  terhadap  industri  kehutanan,  pelaku  konservasi,  dan  pemilik  lahan. Hayden (2008) menambahkan bahwa prasyarat dalam memperoleh informasi dinamika populasi harus mengetahui periodisitas lingkar tumbuh pohon sehingga dapat dinyatakan sebagai lingkaran tahun. Readmore...........

01 November 2017

PERENCANAAN ORGANIS

MENGATASI KEMAJEMUKAN DAN LIBER ALISASI PASAR1

Endry Martius 1

1Prodi S2 P embangunan wilayah pedesaan program pascasarjana univer sitas andalas

Email : endryThis email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Naskah diterima :23 Maret 2017                    Naskah direvisi : 23 Maret 2017                     Disetujui terbit : 23 Maret 2017

ABSTRAK

Setidaknya ada dua konteks penting untuk mempromosikan per encanaan organis di Indonesia. Pertama adalah konteks kemajemukan budaya, etnik, agama dan r as. Indonesia tumbuh dari kesadaran berkebangsaan yang ditempa melalui pengalaman ber sama dalam mengatasi kemajemukan. Dengan demikian, kesadaran berkebangsaan itu bukanlah serta merta, melainkan sesuatu yang harus dibentuk, dir awat dan diperjuangkan terus mener us dalam kesatuan institusional yang disebut negara. Kedua adalah konteks liberalisasi pasar yang menggir ing perekonomian Indonesia semakin ter buka dar i pengar uh luar dengan car a cara yang tak pernah dibayangkasebelumnya. Dalam hal ini Indonesia   membutuhkakesadaraorganis yang berpijak pada fundamen moral dan etis untuk dapat mengatasi doktrin liberal pasar yang niscaya memper luas konteks kemajemukan menjadi global. B erangkat dari pemikirabahwa per encanaamekanis hanya mer upakan panduan aksi yang jelas-jelas tidak didasar kan pada kesadaran or ganis, tulisan ini mempr omosikan perencanaan organis sebagai jawabannya. Alasannya, selain merupakan kesadar an organis untuk mengatasi kemajemukan sekaligus liberalisasi pasar, per encanaan or ganis juga merupakan sistem sekaligus kerangka bagi keselur uhan perencanaan mekanis yang disiapkan untuk mengatasi kemajemukan sekaligus liberalisasi pasar .

Kata Kunci : kemajemukan, liber alisasi pasar, perencanaan or ganis