PDSP Unand Dampingi Kelompok Proklim, Pengolahan Sampah dengan Budidaya Maggot

08 Oktober 2021

pascaunand.ac.id-Program Doktor Studi Pembangunan (PDSP) Pasca Sarjana Unand mengadakan pelatihan dan pendampingan kelompok program kampung iklim (Proklim), dalam pengelohan sampah organik dengan budidaya maggot. 

Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi, yang sejak 2019 mengembangkan proklim. Pendampingan dan penetapan kelompok penerima pelatihan oleh Tim PDSP telah dilakukan sejak pertengahan September 2021.

Memilih dua kelompok sasaran yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Mayangsari V di Kelurahan Gulai Bancah, Kecamatan Mandiangin Koto Selayo, dan Kelompok Tani Usaha Bersama di Kelurahan Kubu Tanjung, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Bukittinggi. 

Sedangkan pelatihan budidaya maggot untuk kedua kelompok tersebut baru dapat dilaksanakan pada 3 Oktober 2021, tertunda dari agenda awalnya di 1 Oktober. 

Pelatihan bertempat di Rumah Maggot, Komplek Bukit Belimbing Indah Blok A5 No 4. Padang, dikelola oleh salah seorang anggota Tim PDSP, Dr. Resti Rahayu, yang juga sebagai dosen di program Studi Biologi, FMIPA Unand. 

Pelatihan dihadiri oleh seluruh anggota tim dari PDSP, yakni Dr. Fuji Astuti Febria, Prof. Rudi Febriamansyah, Dr. Mahdi dan Dr. Resti Rahayu. Di samping itu juga diikuti mahasiswa PDSP, Defri Rahman, dan Yulistriani, dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi. Pendamping pelatihan, Admira, Arfelina Rhadhiyah, dan Aini Khalid.

 

Kepala Dinas DLH Kota Bukittinggi, diwakili kepala bidang penataan, Admira, menuturkan proklim merupakan program nasional, untuk menyikapi masalah dan dampak perubahan iklim global yang terjadi saat ini. Melalui proklim ini, diharapkan Bukittinggi menjadi kota yang bersih dan nyaman, serta sekaligus memberi dampak kesejahteraan kepada masyarakat. 

 

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Program Doktor Studi Pembangunan Program Pascasarjana Unand, Dr Fuji Astuti Febria, menyampaikan terimakasih kepada pihak DLH Bukittinggi atas kesediaannya bekerjasama. Begitu juga pada kelompok tani yang telah dengan sungguh-sungguh menyampaikan motivasinya untuk mengikuti pelatihan ini.

Sementara itu Ketua Prodi Doktor Studi Pembangunan Pascasarjana Unand Prof. Rudi Febrianansyah, menyampaikan budidaya maggot ini adalah salah satu bentuk praktis dari model pembangunan berkelanjutan. Dimana usaha maggot secara sosial akan ikut memberdayakan kerjasama masyarakat serta dinamika sosial ekonominya.

Menurut Prof. Rudi, budidaya maggot, merupakan budidaya yang relatif mudah, tidak memerlukan lahan luas, tetapi mempunyai nilai ekonomi yang relative tinggi.

Dr. Resti Rahayu, sebagai ahli dalam budidaya maggot dari lalat yang dinamakan lalat tentara hitam (BSF/Black Soldier Fly), dalam presentasi pelatihannya, menguraikan secara lengkap teknik budidaya maggot.

Mulai dari pengolahan bahan organik, berupa sisa makanan rumah tangga, pengenalan siklus kehidupan ulat maggot, serta teknik pemeliharaan lalat dan penetasan telurnya.

Menurut Ayu, lalat atau larva maggot ini mempunyai potensi biomassa protein yang tinggi, yaitu sebesar 50% untuk pakan ternak dengan waktu produksi hanya 21 hari.

Ulat/larva maggot ini bisa membantu permasalahan sampah organik, diperkirakan dari sekitar 100gram telur lalat BSF bisa mengurai 1 ton sampah organik menjadi pupuk dan, dan biomassa maggot dalam waktu sekitar 3 minggu.

Read 895 times

Berita Terbaru

TERPOPULER