Menjembatani Pengetahuan dan Aksi: UNAND Gandeng AIT Thailand dalam Upaya Reduksi Risiko Bencana Featured

25 Juli 2025

Di tengah meningkatnya kompleksitas ancaman bencana di kawasan Asia Tenggara, peran perguruan tinggi dituntut tidak hanya sebagai penghasil pengetahuan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu membangun kolaborasi lintas batas. Dengan semangat itulah Program Magister Manajemen Bencana (MMB), Sekolah Pascasarjana Universitas Andalas (UNAND), menjajaki kerja sama strategis dengan Asian Institute of Technology (AIT), Thailand. Penjajakan ini berlangsung dalam rangkaian kunjungan resmi delegasi UNAND ke kampus AIT di Bangkok, pada 22–25 Juli 2025.

Rombongan UNAND dipimpin oleh Prof. Dr. Eng. Febrin Anas Ismail, Ketua Majelis Wali Amanat UNAND sekaligus dosen Program Studi MMB. Turut hadir pula Prof. Dr.Eng. Fauzan, S.T., M.Sc.Eng. selaku Koordinator Program Studi, Prof. Yenny Narny, S.S., MA., Ph.D. sebagai Sekretaris Program, serta dua dosen senior yaitu Prof. Ir. Abdul Hakam, M.T., Ph.D. dan Prof. Dr. Bambang Istijono, M.Eng. Kunjungan ini menandai langkah awal dalam membangun jejaring akademik yang lebih luas dan berkelanjutan di bidang manajemen kebencanaan.

Menurut Prof. Dr. Eng. Febrin Anas Ismail, kerja sama ini bukan semata persoalan institusional, melainkan bentuk tanggung jawab moral akademisi dalam merespons tantangan kemanusiaan yang makin kompleks. “Bencana tidak mengenal batas negara, dan kolaborasi lintas institusi merupakan keniscayaan. UNAND perlu hadir dalam percakapan global ini, sekaligus memperkuat kapasitas dalam negeri dengan belajar dari lembaga-lembaga yang telah lebih dulu maju di bidangnya,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa diplomasi akademik seperti ini dapat menjadi motor penggerak perubahan yang lebih besar di tingkat masyarakat.

Delegasi UNAND disambut langsung oleh Prof. Sangam Shrestha, Dekan School of Engineering and Technology AIT, bersama Dr. Indrajit Pal dan para dosen dari program Disaster Preparedness, Mitigation and Management (DPMM). Pertemuan berlangsung dalam suasana yang konstruktif, mencerminkan komitmen kedua institusi untuk membangun kemitraan strategis yang berlandaskan kepentingan akademik serta berkontribusi nyata dalam menjawab tantangan kebencanaan di tingkat regional.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai agenda penting yang akan dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) antara Sekolah Pascasarjana UNAND dan AIT. Fokus kerja sama meliputi penguatan kapasitas pendidikan pascasarjana, kolaborasi riset kebencanaan, pengembangan kurikulum yang kontekstual, serta program pertukaran akademik bagi dosen dan mahasiswa. Kedua pihak juga menjajaki peluang penyelenggaraan konferensi internasional bersama sebagai upaya memperkuat peran akademisi dan praktisi dalam merespons dinamika kebencanaan di kawasan Asia-Pasifik.

Isu strategis seperti kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa besar di zona Megathrust Mentawai turut menjadi pembahasan. Sebagai wilayah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana geologi, Sumatra Barat membutuhkan pendekatan ilmiah dan kolaboratif untuk memperkuat kapasitas mitigasi dan pemulihan. Dalam konteks ini, kerja sama dengan AIT diharapkan mampu memperkaya perspektif sekaligus membuka ruang inovasi berbasis keilmuan.

Prof. Dr.Eng. Fauzan, S.T., M.Sc.Eng., menyampaikan bahwa kemitraan ini merupakan bagian dari visi jangka panjang MMB UNAND untuk menjadi pusat unggulan pendidikan dan riset kebencanaan di Asia Tenggara. “AIT memiliki reputasi yang kuat dalam pengembangan kapasitas dan riset kebencanaan. Kolaborasi ini akan memperluas cakrawala akademik sekaligus memperkuat kontribusi nyata kita dalam pengurangan risiko bencana, baik di Indonesia maupun di tingkat regional,” ujarnya.

Melalui kerja sama ini, MMB UNAND berkomitmen untuk terus mengambil peran aktif dalam mewujudkan masyarakat tangguh bencana. Pendekatan yang diusung tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif, dengan mengedepankan sinergi lintas disiplin dan lintas negara. Langkah ini menjadi cerminan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab strategis dalam membumikan ilmu pengetahuan untuk menjawab tantangan kemanusiaan yang semakin kompleks.

Read 185 times

Berita Terbaru

TERPOPULER