Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Pascasarajana Sinergi Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Andalas di Kepulauan Mentawai

02 Oktober 2024

Sekolah Pascasarjana Universitas Andalas menunjukkan komitmen pada Tri Darma Perguruan Tinggi melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM), sinergi dengan Pusat Studi Lingkungan Hidup 26-28 September 2024. Pengabdian ini merupakan salah satu rangkaian Dies Natalis Sekolah Pascasarjana yang ke 40 dengan tema Pendekatan Multidisiplin dalam Memecahkan Masalah Global.

Pengabdian ini berlokasi di Dusun Ugai, Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Tim disambut secara langsung oleh Asisten II Kabupaten Mentawai Lahmudin Siregar dan Kepala Desa Yohanes Tasirikeru beserta masyarakat.

“Kita menyambut baik kunjungan seperti ini, karena Mentawai sangat mengharapkan dukungan terhadap akademisi dalam arahan, gagasan berupa wawasan yang diberikan kepada kita. Kami melihat pebgabdian ini sangat relevan dengan semangat pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat” Ujar Lahmudin

Tim Pebgadian diketuai oleh Dr. Sri Setiawati, M.A (Sekretaris Program Doktor Studi Pembangunan), dengan anggota berasal dari kelompok dosen dan mahasiswa. Tim rombongan yang ikut serta Dr. Ir. Reflinaldon, M.Si Wakil Direktur II Sekolah Pascasarjana, Prof. Ir. Rudi Febriamansyah, M.Sc., Ph.D Koordinator Program Doktor Studi Pembangunan, Prof. apt. Marlina, Ph.D, Koordinator S2 Bioteknologi yang sekaligus Ketua Dewan Profesor Universitas Andalas, Ir. Purnawan, M.T., Ph.D. Koordinator S2 Perumahan dan Pemukiman, dan Koordinator Ir. Benny Dwika Leonanda, ST., MT.IPM Profesi Insinyur serta tim dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UNAND berserta dosen dan mahasiwa lainnya.

Diketahui dalam Pengabdian ini, masyarakat Ugai antusias untuk berpartisipasi dalam diskusi terhadap permasalahan yang mereka alami saat ini mulai dari persoalan pertanian, ekonomi, kendala jaringan internet, Pengembangan Wisata dan Penyuluhan Stunting kepada Ibu-ibu di Dusun Ugai.

Sementara itu, Program yang dilaksanakan mulai dari diskusi publik yang dihadiri oleh Masyarakat Desa, Pembagian Buku, Penyerahan Kompor Ramah Lingkungan tanpa asap. Dilanjutkan dengan Tracking menuju Uma dan Memberikan Sumbangan untuk jembatan ke Dusun Buttui. Pengabdian ini memberikan Penyuluhan Materi Stunting disampaikan oleh Gusnelly dan Nora Fiza mahasiswa Doktor Studi Pembangunan kepada Ibu-ibu di Ugai. Sebagai bagian dari Ketahanan Keluarga untuk hidup sehat, bergizi dan punya pola hidup yang teratur. Wakil Direkut II yang ikut dalam rombongan mengatakan kegiatan ini harapannya dapat bermanfaat bagi masyarakat kepuluan Mentawai.

“Kegiatan ini dalam rangka Dies Natalis Ke 40 Sekolah Pascasarjana bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan Hidup Pengabdian di Desa Madobag, dilaksakan dengan berbagai kegiatan. Harapannya dapat mengedintifikasi permasalahan-permasalahan dengan menindaklanjuti dengan mencari solusi. Semoga dengan kegiatan ini banyak manfaatnya bagi masyarakat Kepulauan Mentawai” Ujar Reflinaldon

Sementara itu, penelusuran Potensi Desa Wisata Budaya dan alam punya potensi dalam peningkatan ekonomi masyarakat, namun masih perlu pendampingan lebih lanjut. Dengan memberikan pengetahuan kesadaran pariwisata, seperti kesediaan homestay, daya tarik wisata, kesediaan souvenir.

Permasalahan yang paling utama di lokasi pengabdian masyarakat di Desa Madobag ini, adalah belum meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke desa budaya khas Mentawai ini, walaupun sejumlah kegiatan kepariwisataan sudah dilakukan di wilayah pulau Siberut ini. Sehingga perlu ada perhatian pariwisata terhadap potensi alam dan budaya yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat

Kondisi eksisting Ugai saat ini masih jauh dari jangkauan sinyal, dengan kondisi jalan yang sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah. Wisatawan dapat melihat kekayaan budaya masyarakat Mentawai yang menawarkan sejumlah tarian, Sikerei, Uma (rumah adatnya) serta lingkungan yang masih alami. Tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi daerah ini layaknya disebut dengan laboratarium alam dan budaya. Karena pada daerah tersebut masih terlihat masyarakat yang menjalankan cara-cara hidup menurut kepercayaan aslinya yaitu arat sabulungan (SFZ).

Read 423 times

Berita Terbaru

TERPOPULER